}

Jumat, 11 Desember 2015

TERAPI SHOLAT



TERAPI SHOLAT
A.    Pengertian
Menurut bahasa, shalat berasal dari kata “ash-sholah’ yang artinya do’a. sedangkan pengertian shalat menurut istilah syariat islam adalah suatu amal ibadah yang terdiri dari perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-sayrat dan rukun-rukun tertentu.
Setiap pribadi muslim diwajibkan oleh Allah untuk mendirikan shalat 5 waktu dalam sehari semalam. Perintah menegakan shalat kita dapatkan di dalam kitab suci Al-Qur’an, kemudian dijelaskan dengan rinci cara pelaksanaannya oleh Rasulullah SAW di dalam Hadits dan Sunnah Rasul.

B.     Shalat lima waktu (Shalat Fardhu)
Wijayakusuma (1996) menguraikan shalat lima waktu berdasarkan sabda dan praktek Rasulullah SAW sebagai berikut:
1.      Shalat Subuh.Waktunya mulai terbit fajar sampai terbit matahari, dan dikerjakan sebanyak dua rakaat.
2.      Shalat Zhuhur.Waktunya setelah matahari turun dari pertengahan langit sampai matahari dalam pertengahan jalan atau matahari mulai tergelincir ke barat sampai bayang-bayang sesuai panjang bendanya, dan dikerjakan sebanyak empat rakaat.
3.      Shalat Ashar.Waktunya mulai bayang-bayang sesuatu sepanjangnya sampai terbenam matahari dan dikerjakan sebanyak empat rakaat.
4.      Shalat Maghrib.Waktunya mulai matahari terbenam sampai setelah warna merah (syafaq) di langit hilang, dan dikerjakan sebanyak tiga rakaat.
5.      Shalat Isya.Waktunya semenjak hilangnya pantulan sinar matahari (syafaq) sampai terbit fajar dan dikerjakan sebanyak empat rakaat.
C.     Hikmah Sholat
Ada beberapa rahasia dan hikmah yang dikandung ibadah shalat, antara lain:
1.      Mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2.      Mencegah dari sifat keji dan munkar.
Hal ini akan tampak dari cerminan akhlak atau perilaku sehari-hari, disamping terhindar dari perbuatan keji, dosa dan kemunkaran dengan memelihara shalat, tentulah hatinya juga suci dan bersih jiwanya. Kesucian hati dan jiwa akan membawa keberuntungan dan kebahagian bagi orang tersebut di dunia dan kebahagian kekal di akhirat.
3.      Shalat menimbulkan jiwa yang tenang.
Mengingat Allah SWT hati menjadi tentram dan jiwa menjadi tenang, tidak gelisah, takut atau khawatir, karena orang yang senantiasa mengingat Allah akan melakukan hal-hal yang baik dan ia merasa bahagia dengan kebajikan yang telah diakukan. Mengingat Allah lewat shalat akan membawa keteguhan hati dan sikap optimis serta ketenangan jiwa. Hasan (2000) mengatakan salah satu hikmah shalat yaitu sebagai penenang jiwa orang resah gelisah. Menurut Basyarahil (2001) shalat dapat menimbulkan ketenangan hati dan ketentraman batin.
4.      Menjaga kesehatan jasmani.
Menurut Thabarah (dalam Rafi’udin & Zainuddin, 2004) yang mengatakan tentang manfaat ruku’ dan sujud sangat penting bagi kesehatan badan, dan menambah kreativitas kerja.
Saboe (dalam Haryanto 2005) mengatakan hikmah yang dapat diperoleh dari gerakan-gerakan ibadah shalat tidak sedikit artinya bagi kesehatan jasmaniah, dan dengan sendirinya membawa efek pula kepada kesehatan rohaniah (menssana in corpotre sano) atau kesehatan mental/jiwa seseorang. Selanjutnya dijelaskan bila ditinjau dari sudut ilmu kesehatan, setiap gerakan, setiap sikap, serta setiap perubahan dalam gerak dan sikap tubuh pada waktu melaksanakan shalat, adalah yang paling sempurna dalam memelihara kondisi kesehatan tubuh.
5.      Manfaat GerakanShalat
Menurut Wratsongko (2006), makna rahasia gerakan shalat terkait dengan pencegahan dan perawatan kesehatan tubuh. Pemahaman tentang tata laksana gerakan shalat dimaksud adalah:
1.      Berdiri tegak
Sikap berdiri dengan tegak dengan sikap kaki menumpu seluruh berat badan. Dalam posisi berdiri tegak seperti ini, maka tubuh berada dalam posisi anatomisnya. Seluruh otot, tulang dan sendi berada dalam posisi pasif sehingga timbulah relaksasi.
2.      Takbiratul Ihram
Saat kedua tangan atau lengan diangkat disisi kanan-kiri tubuh dalam takbir, maka otot-otot dada akan mengembang secara pasif. Dengan mengembangnya otot-otot ini maka organ paru yang ada didalamnya juga akan mengembang secara pasif mengikuti hukum tekanan negatif sehingga udara (oksigen) bisa masuk secara optimal hingga ke pembuluh paru terkecil (alveoli). Oksigenasi yang optimal juga dirasakan oleh otak, sebagai pusat utama pengatur segala aktifitas tubuh manusia. Ketika organ paru mengambang, maka organ jantung yang ada diantaranya “sedikit” mendapatkan keleluasaan ruang untuk berdenyut.
3.      Ruku’
Ketika posisi membungkuk disertai dengan wajah menghadap ke depan, maka ruas tulang belakang segmen leher sampai ekor membentuk posisi sedemikian rupa, dimana kelengkungan tiap-tiap segmen berkurang. Dengan kata lain mendekati posisi “melurus”, dimana keadaan ini menyebabkan serabut saraf tulang belakang mengalami relaksasi, termasuk rangkaian saraf otonom (simpatik dan parasimpatik) yang berupa juluran seperti rantai di sisi luar (kanan-kiri) tulang belakang kita.
Saraf otonom ini turut serta berperan dalam mengatur irama kerja organ di dalam tubuh kita (jantung, paru, usus, organ reproduksi, alat kelamin dan-lain-lain) apakah irama kerja tersebut akan meningkat ataukah menurun. Meningkat atau menurunya irama kerja organ ini merupakan peringatan bagi kita mengenai kondisi tubuh yang terganggu. Saat ruku’ akan menyebabkan peningkatan di dalam saluran tulang belakang yang diteruskan ke rongga kepala.
4.      I’tidal
Posisi ini membantu metabolisme otak dan jantung bekerja optimal. Oleh karena itu dalam i’tidal aliran darah yang tadinya terfokus di kepala setelah ruku’ akan turun ke badan sesuai garavitasi. Gerakan takbir bersamaan dengan menegakkan badan saat i’tidal, menyebabkan stimulus pada cabang besar saraf di bahu, ketiak yang merupakan cabang saraf yang melayani organ jantung, paru dan sebagain organ pencernaan.

5.      Sujud
Gerakan sujud akan membuat otot dada dan otot sela iga menjadi kuat sehingga rongga dada bertambah besar dan paru-paru akan berkembang dengan baik dan dapat menghisap udara. Lutut yang membentuk sudut yang tepat memungkinkan otot-otot perut berkembang dan mencegah dibagian tengah. Menambah aliran darah ke bagian atas tubuh terutama kepala (mata, telinga, dan hidung) serta paru-paru, memungkinkan toksin-toksin dibersihkan oleh darah.
6.      Duduk diantara dua sujud
Pada posisi ini otot-otot pangkal paha di mana di dalamnya terdapat salah satu saraf pangkal paha yang besar berada diatas tumit kaki yang berfungsi sebagi penyangga. Hal ini menyebabkan otot-otot di daerah ini terpijit (refleksi). Pijatan ini bermanfaat untuk melindungi diri dari penyakit saraf pangkal paha (neuralgia) yang terasa sakit, nyeri hingga mengakibatkan kaki tidak dapat digerakkan.
7.      Takhiyatul akhir
Gerakan dalam posisi ini kaki kiri dilipat dan kaki kanan dalam posisi menekuk kelima jarinya. Pada posisi ini saraf yang terstimulasi kurang lebih sama dengan duduk diantara dua sujud. Sirkulasi energi dihentikan karena tulang punggung dibengkokkan dan pusat energi dibagian bawah diantara dubur dan kemaluan ditutup dengan ujung tumit. Dengan demikian sirkulasi energi yang mengalir dari tulang ekor menjalar ketulang punggung dan terus masuk ke otak dihentikan. Dan diakhiri dengan gerakan salam yaitu, menoleh kekanan kemudian kekiri.
6.      Aspek-Aspek Teraupetik Dalam Ibadah Shalat
Menurut Ancok & Suroso (2001) ada beberapa aspek terapeutik yang terdapat dalam ibadah shalat, antara lain: aspek olah raga, aspek meditasi, aspek auto-sugesti, aspek kebersamaaan. Disamping itu shalat juga mengandung unsur relaksasi otot, relaksasi kesadaran indera, aspek katarsis (Adi, 1994 & Haryanto 2005).
1.      Aspek olah raga
Sholat mempunyai banyak gerakan sehingga dapat menghilangkan kecemasan. Sholat mengandung unsur gerakan-gerakan olah raga; mulai dari takbir, berdiri, ruku’, sujud, duduk diantara dua sujud, duduk akhir (atahiyat) sampai mengucapkan salam.
Shalat yang dilakukan secara khusyuk, terutama shalat pada malam hari (tahajud) akan membantu terciptanya rasa khusyuk tersebut. Al Qayyim (dalam Al-khuli, 2003) mengatakan gerakan-gerakan dalam shalat merupakan latihan (olahraga) yang menjadikan badan ringan dan energik, menciptakan selera makan, memperkokoh persendian dan menguatkan jaringan-jaringan tubuh, sehingga dapat menghindarkan tubuh dari penyakit fisik dan psikis.
2.       Aspek meditasi
Zuroff (dalam Adi, 1994 & Subandi, 2003) mengatakan bahwa meditasi dapat mengurangi kecemasan telah diselidiki oleh tokoh-tokoh sarjana Barat, seperti pada penyelidikan Zen Meditation dan kemudian pada penyelidikan Trancendental Meditation.
Shalat merupakan proses yang menuntut “konsentrasi” yang dalam. Setiap muslim dituntut untuk melakukan hal tersebut yang di dalam bahasa Arab adalah ‘khusyuk’. Kekhusyukan di dalam shalat tersebut adalah meditasi.
Shalat juga memiliki efek seperti meditasi atau yoga tingkat tinggi bila dijalankan dengan benar dan khusyuk. Dalam kondisi khusyuk seseorang hanya akan mengingat Allah SWT bukan mengingat yang lain (Ancok, 2001).
Shalat seperti meditasi mempunyai efek yang mu’jizat terhadap seluruh sistem tubuh kita seperti syaraf, peredaran darah, pernapasan, pencernaan, pengeluaran, otototot, kelenjar, reproduksi dan lain-lain. Shalat juga sebagai meditasi yang dapat melepaskan diri dari kesibukan dunia yang mencemaskan, untuk masuk ke dalam suasana tenang walau sesaat pada waktu-waktu yang telah ditentukan secara teratur, untuk berdoa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga dapat mengurangi kecemasan (Nizami, 2001).
3.      Relaksasi otot
Shalat adalah proses yang menuntut sesuatu aktivitas fisik. Ibadah shalat juga mempunyai efek seperti relaksasi otot, yaitu kontraksi otot, pijatan dan tekanan pada bagian-bagian tubuh tertentu selama menjalankan shalat.
Kontraksi otot dan tekanan pada bagian-bagian tubuh tertentu selama menjalankan shalat itu menyerupai proses relaksasi otot yang  dapat mengurangi kecemasan, tidak dapat tidur, mengurangi hiperaktivitas pada anak, mengurangi toleransi sakit dan membantu mengurangi merokok bagi para perokok yang ingin sembuh atau berhenti merokok.
Penelitian yang dilakukan Prawitasari (dalam Haryanto, 2001) dengan menggunakan teknik relaksasi otot, relaksasi kesadaran indera dan yoga, hasilnyamenunjukkan bahwa teknik-teknik tersebut ternyata efektif untuk mengurangi keluhan berbagai penyakit terutama psikosomatis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar