PMR( PROGRESSIVE
MUSCLE RELAXATION )
A.
Terapi
Relaksasi
Relaksasi
merupakan suatu keadaan dimana seseorang
merasakan bebas mental dan fisik dari ketegangan dan stress. Teknik
relaksasi bertujuan agar individu dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa
ketegangan dan stres yang membuat individu merasa dalam kondisi yang tidak
nyaman. Relaksasi psikologis yang
mendalam memiliki manfaat bagi kesehatan yang
memungkinkan tubuh menyalurkan energi untuk perbaikan dan pemulihan,
serta memberikan kelonggaran bagi ketegangan akibat pola-pola kebiasaan. Relaksasi
autogenik sebagai teknik atau usaha yang disengaja diarahkan pada kehidupan
individu baik psikologis maupun somatik
menyebabkan perubahan dalam kesadaran melalui autosugesti sehingga tercapailah
keadaan rileks.
Manfaat
relaksasi : penurunan tekanan darah, penurunan ketegangan otot, denyut nadi
menurun, perubahan kadar lemak dalam tubuh, penurunan proses inflamasi.
Mekanisme
fisiologi relaksasi :Untuk mencapai keadaan relaks kita harus masuk ke pikiran
bawah sadar, mencapai gelombang energi otak alpha. Keadaan alpha adalah keadaan
putaran gelombang otak dengan frekuensi 7 – 13 per detik. Keadaan ini adalah
dalam kondisi relaks tanpa stress, yang membuka jalan menuju ke pikiran bawah
sadar secara efektif
Gelombang
otak ;Gelombang listrik yang dikeluarkan oleh neuron dalam otak inilah yang
disebut "gelombang otak" atau brainwave, Gelombang otak bisa diukur
dengan peralatan Electroencephalograph (EEG). Diketahui bahwa frekuensi
gelombang otak yang dihasilkan oleh neuron bervariasi antara 0-30 Hz dan
digolongkan menjadi gelombang delta, theta, alpha dan beta

1. Gelombang Beta:
Waspada, Konsentrasi.Kondisi gelombang otak Beta (13-30 Hz) menjaga pikiran kita tetap
tajam dan terfokus. Dalam kondisi Beta, otak Anda akan mudah melakukan analisis
dan penyusunan informasi, membuat koneksi, dan menghasilkan solusi-solusi serta
ide-ide baru. Beta sangat bermanfaat untuk produktivitas kerja, belajar untuk
ujian, persiapan presentasi, atau aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi
dan kewaspadaan tinggi.
2. Gelombang Alpha:
Kreativitas, Relaksasi, Visualisasi. Gelombang otak Alpha (8-13 Hz) sangat kontras dibandingkan
dengan kondisi Beta. Kondisi relaks mendorong aliran energi kreativitas dan
perasaan segar, sehat. Kondisi gelombang otak Alpha ideal untuk perenungan,
memecahkan masalah, dan visualisasi, bertindak sebagai gerbang kreativitas kita
3. Gelombang Theta:
Relaksasi mendalam, Meditasi, Peningkatan Memori. Lebih lambat dari
Beta, kondisi gelombang otak Theta (4-8
Hz) muncul saat kita bermimpi pada tidur ringan. Atau juga sering
dinamakan sebagai mengalami mimpi secara sadar. Frekuensi Theta ini dihubungkan
dengan pelepasan stress dan pengingatan kembali memori yang telah lama. Kondisi
“senjakala” (twilight) dapat digunakan untuk menuju meditasi yang lebih
dalam, menghasilkan peningkatan kesehatan secara keseluruhan, kebutuhan kurang
tidur, meningkatkan kreativitas dan pembelajaran.
4. Gelombang Delta:
Penyembuhan, Tidur Sangat Nyenyak..Kondisi Delta (0.5-4 Hz), saat gelombang otak semakin
melambat, sering dihubungkan dengan kondisi tidur yang sangat dalam. Beberapa
frekuensi dalam jangkauan Delta ini diiringi dengan pelepasan hormon
pertumbuhan manusia (Human Growth Hormone), yang bermanfaat dalam penyembuhan.
Kondisi Delta, jika dihasilkan dalam kondisi terjaga, akan menyediakan peluang
untuk mengakses aktivitas bawah sadar, mendorong alirannya ke pikiran sadar.
Kondisi Delta juga sering dihubungkan dengan manusia-manusia yang memiliki
perasaan kuat terhadap empati dan intuisi.
5. Otak
kita menghasilkan empat jenis gelombang secara bersamaan, namun dengan
kadar yang berbeda. Misalnya dalam kondisi tidur, otak kita lebih banyak
memproduksi gelombang delta, tapi tetap memproduksi theta, alpha dan beta
walaupun kadarnya sedikit.
Syarat
mencapai relaksasi :Lingkungan yang tenang , Menetapkan satu objek untuk
memusatkan perhatian, Sikap pasif (pasrah), Posisi yang nyaman.
PROGRESSIVE
MUSCLE RELAXATION( PMR )
PMR adalah gerakan mengencangkan dan melemaskan
otot-otot pada satu bagian tubuh pada satu waktu yang dapat menghadirkan
kondisi rilek scara fisik dan psikologi. PMR dapat mengistirahatkan tubuh dari
kekencangan otot sehingga dapat menurunkan rasa ketidaknyamanan pada tubuh dan
rasa keletihan (William & Carey, 2003).
IndikasiPMR :
ü PMR merupakan salah satu bentuk mind-body therapy
dalam terapi komplementer dan alternatif (Complementary and Alternative
Therapy (CAM) .PMR digunakan sebagai terapi
pendamping terapi atau terapi mandiri untuk untuk menurunkan stres, ketegangan
otot dan nyeri (Cooke, 2011).
ü PMR dapat dijadikan sebagai
salah satu intervensi keperawatan yang diberikan kepada pasienpost
operasi CABG untuk meningkatkan relaksasi
dan kemampuan pengelolaan diri. Latihan ini dapat membantu mengurangi
ketegangan otot, stres, menurunkan tekanan darah, meningkatkan toleransi
terhadap aktivitas sehari-hari, meningkatkan imunitas, sehingga status
fungsional dan kualitas hidup meningkat (Stoppler, 2005)
ü Untuk hasil yang maksimal dianjurkan untuk melakukan PMR
pada jam yang sama 2 kali sehari selama 10-20 menit. Latihan relaksasi
dianjurkan dalam kondisi tidak lapar dan perut tidak terlalu penuh. Kalau
menurut penelitian Dehdari, et al, 2009 PMR dianjurkan selama 5 minggu untuk
dapat menurunkan kecemasan.
Kegunaan :PMR telah menunjukkan manfaat dalam mengurangi ansietas
atau kecemasan, dan berkurangnya kecemasan ini mempengaruhi berbagai gejala
psikologis dan kondisi medis (Miells, et al, 200)
Evidence BasePMR :
ü Penelitian
yang dilakukan oleh Sigh (2009) terhadap perbandingan
efektifitas musik dan PMR terhadap penurunan kecemasan pada 82 pasien obstruksi
paru menahun didapatkan hasil PMR cukup signifikan untuk menurunkan kecemasan
(p<0,000).
ü Kecemasan dan nyeri mencetuskan
beberapa sensasi dan perubahan fisik, meliputi peningkatan aliran darah menuju
otot, ketegangan otot, mempercepat atau memperlambat pernafasan, meningkatkan
denyut jantung, dan menurunkan fungsi digesti. Jika stres dan kecemasan yang
dialami berlangsung terus menerus, maka respon psikofisiologikal yang berulang
dapat membahayakan tubuh. Bahaya kecemasan
diantaranya adalah adanya kenaikan beban
jantung dan peningkatan HR yang dirangsang oleh adanya peningkatan rangsang
simpatik yang mengakibatkan peningkatan neuroendokrin (Middleton, 2003).
ü PMR
yang merupakan gerakan relaksasi otot dapat menurunkan ketegangan otot dan
persarafan. Kecemasan mengakibatkan ketegangan otot yang mengirimkan stimulus
ke otak dan membuat jalur umpan balik. Pada saat
timbul kecemasan bagian dari jalur
umpan balik tubuh
tertutup antara otot-otot dan pikiran. Relaksasi PMR akan menghambat jalur
tersebut dengan cara mengaktivasi kerja sistem saraf parasimpatis dan
memanipulasi hipotalamus melalui pemusatan pikiran untuk memperkuat sikap
positif sehingga rangsangan stres terhadap hipotalamus berkurang (Reiss
& Dombeck, 2008).
KontraindikasiPMR :Beberapa hal yang mungkin menjadi kontra indikasi latihan
PMR pada pasien di rumah sakit adalah masih
adanya selang darinase, ketidaknyamanan
muskuloskeletal, dan penyakit jantung berat/ akut. Latihan PMR dapat meningkatkan resiko
penurunan tekanan darah, sehingga perlu
memeriksa tekanan darah untuk mengidentifikasi kecendrungan hipotensi (Bourne,
2011).
ProsedurPMR :
1. Gerakan
pertama ditujukan
untuk melatih otot tangan yang dilakukan dengan cara menggenggam tangan kiri
sambil membuat suatu kepalan. Pasien diminta membuat kepalan ini semakin kuat
sambil merasakan sensasi ketegangan yang terjadi. Lepaskan kepalan
perlahan-lahan, sambil merasakan rileks selama ± 8 detik. Lakukan gerakan 2
kali sehingga klien dapat membedakan perbedaan antara ketegangan otot dan
keadaan rileks yang dialami. Prosedur serupa juga dilatihkan pada tangan kanan.
2. Gerakan kedua adalah
gerakan untuk melatih otot tangan bagian belakang. Gerakan ini dilakukan dengan
cara menekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan tangan sehingga
otot-otot di tangan bagian belakang dan lengan bawah menegang, jari-jari
menghadap ke langit-langit. Lakukan penegangan ± 8 detik, kemudian relaksasikan
secara perlahan-lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan
rileks yang dialami. Lakukan gerakan ini 2 kali.
3. Gerakan ketiga adalah
untuk melatih otot-otot bisep. Gerakan ini diawali dengan menggenggam kedua
tangan sehingga menjadi kepalan kemudian membawa kedua kepalan ke pundak
sehingga otot-otot bisep akan menjadi tegang. Lakukan penegangan otot ± 8
detik, kemudian relaksasikan secara perlahan-lahan dan rasakan perbedaan antara
ketegangan otot dan keadaan rileks. Lakukan gerakan ini 2 kali.
4. Gerakan keempat ditujukan
untuk melatih otot-otot bahu. Dilakukan dengan cara mengangkat kedua bahu
setinggi-tingginya seakan-akan menyentuh kedua telinga. Fokus perhatian gerakan
ini adalah kontras ketegangan yang terjadi di bahu, punggung atas, dan leher.
Rasakan ketegangan otot-otot tersebut ± 8 detik, kemudian relaksasikan secara
perlahan-lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan rileks.
Lakukan gerakan ini 2 kali.
5. Gerakan kelima sampai ke delapan adalah gerakan-gerakan yang ditujukan untuk
melemaskan otot-otot di wajah. Otot-otot wajah yang dilatih adalah otot-otot
dahi, mata, rahang, dan mulut. Gerakan untuk dahi dapat dilakukan dengan cara
mengerutkan dahi dan alis sampai ototototnya terasa dan kulitnya keriput,
mata dalam keadaan tertutup. Rasakan ketegangan otot-otot dahi selama ± 8
detik, kemudian relaksasikan secara perlahan-lahan dan rasakan perbedaan antara
ketegangan otot dan keadaan rileks. Lakukan gerakan ini 2 kali.
6. Gerakan
keenamditujukan untuk
mengendurkan otot-otot mata diawali dengan menutup keras-keras mata sehingga
dapat dirasakan ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan
gerakan mata. Lakukan penegangan otot ± 8
detik, kemudian relaksasikan secara perlahan-lahan dan rasakan perbedaan antara
ketegangan otot dan keadaan rileks. Lakukan gerakan ini 2 kali.
7. Gerakan ketujuh bertujuan untuk mengendurkan ketegangan yang
dialami oleh otot-otot rahang dengan cara mengatupkan rahang, diikuti dengan
menggigit gigi-gigi sehingga ketegangan di sekitar otot-otot rahang. Rasakan
ketegangan otot-otot tersebut ± 8 detik, kemudian relaksasikan secara
perlahan-lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan rileks.
Lakukan gerakan ini 2 kali.
8. Gerakan kedelapan dilakukan
untuk mengendurkan otot-otot sekitar mulut. Bibir dimoncongkan
sekuat-kuatnya sehingga akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut. Rasakan
ketegangan otot-otot sekitar mulut selama ± 8 detik, kemudian relaksasikan
secara perlahan-lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan
rileks. Lakukan gerakan ini 2 kali.
9. Gerakan
kesembilan ditujukan untuk merilekskan
otot-otot leher bagian belakang. Pasien
dipandu meletakkan kepala sehingga dapat beristirahat, kemudian diminta untuk
menekankan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga pasien dapat merasakan
ketegangan di bagian belakang leher dan punggung atas. Lakukan penegangan otot ± 8 detik, kemudian relaksasikan
secara perlahan-lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan
rileks. Lakukan gerakan ini 2 kali.
10. Gerakan kesepuluh
bertujuan untuk melatih otot leher bagian depan. Gerakan ini dilakukan dengan cara membawa
kepala ke muka, kemudian pasien diminta untuk membenamkan dagu ke dadanya.
Sehingga dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka. Rasakan
ketegangan otot-otot tersebut ± 8 detik, kemudian relaksasikan secara
perlahan-lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan rileks.
Lakukan gerakan ini 2 kali.
11. Gerakan kesebelas bertujuan
untuk melatih otot-otot punggung. Gerakan ini dapat dilakukan dengan cara
mengangkat tubuh dari sandaran kursi, kemudian punggung dilengkungkan, lalu
busungkan dada. Kondisi tegang dipertahankan selama ± 8 detik, kemudian rileks.
Pada saat rileks, letakkan tubuh kembali ke kursi, sambil membiarkan otot-otot
menjadi lemas. Rasakan ketegangan otot-otot punggung selama ± 8 detik, kemudian
relaksasikan secara perlahan-lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot
dan keadaan rileks. Lakukan gerakan ini 2 kali.
12. Gerakan kedua belas
dilakukan untuk melemaskan otot-otot
dada. Tarik nafas panjang untuk
mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. Tahan selama beberapa saat, sambil merasakan
ketegangan di bagian dada kemudian turun ke perut. Pada saat ketegangan
dilepas, pasien dapat
bernafas normal dengan lega. Lakukan
penegangan otot ± 8 detik, kemudian relaksasikan secara perlahan-lahan dan
rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan rileks. Lakukan gerakan
ini 2 kali.
13. Gerakan ketiga belas bertujuan untuk melatih otot-otot perut. Tarik kuat-kuat perut ke
dalam, kemudian tahan sampai perut menjadi kencang dan keras. Rasakan
ketegangan otot-otot tersebut ± 8 detik, kemudian relaksasikan secara
perlahan-lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan rileks.
Lakukan gerakan ini 2 kali.
14. Gerakan keempat belas bertujuan untuk melatih otot-otot paha, dilakukan dengan cara meluruskan
kedua belah telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang. Rasakan
ketegangan otot-otot paha tersebut selama ± 8 detik, kemudian relaksasikan
secara perlahan-lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan
rileks. Lakukan gerakan ini 2 kali.
15. Gerakan kelima belas bertujuan untuk melatih otot-otot betis, luruskan kedua belah
telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang. Gerakan ini dilanjutkan dengan
mengunci lutut, lakukan penegangan otot ± 8 detik, kemudian relaksasikan secara
perlahan-lahan dan rasakan perbedaan antara ketegangan otot dan keadaan rileks.
Lakukan gerakan ini 2 kali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar